Carut Marut Pasar Samarang Garut, PKL Ilegal Setor Ilegal?


GARUT, JABARBICARA.COM– Carut marut pasar Samarang Kabupaten Garut hingga kini tak terselesaikan.

Pedagang Ilegal masih saja berjubel di pelataran pasar dan hingga kini tak ditertibkan.

Tak heran kemudian ada dugaan bahwa pedagang Illegal itu setor Illegal lapak ke oknum tertentu. Siapakah oknum itu?

Ratusan warga pedagang pasar wisata Samarang mengancam aksi demo besar-besaran ke Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pasar, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindagpas ESDM) jika tidak menyelesaikan persoalan di pasar wisata Samarang tersebut.

Mereka menyebut bahwa kondisi pasar saat ini carut marut, namun keluhan mereka tidak pernah didengarkan dan ditindaklanjuti.

Salah seorang pedagang, H Asep Hasbuloh (50) mengatakan bahwa saat ini kondisi pasar wisata Samarang sangat tidak layak disebut sebagai pasar wisata. “Coba saja lihat sekarang, yang jualan seenaknya saja ada di depan padahal seharusnya tidak boleh. Mereka ini ilegal,” ujarnya, Kamis (13/08/2020).

Persoalan tersebut, menurutnya berdampak kepada pendapatan pedagang-pedagang asli dan menempati lapak-lapak resmi di dalam bangunan pasar. Ia menyebut bahwa mereka yang berjualan di luar, beberapa diantaranya bukan padagang lama.

“Mereka (para pedagang di luar) ini bahkan menutup akses ke dalam bangunan pasar. Jadinya pembeli tidak bisa mengakses ke dalam bangunan. Dampaknya tentu pada penghasilan pedagang. Ada yang sampai kehilangan penghasilan hingga 70 persen karena kondisi ini,” jelasnya.

Persoalan itu sendiri, diungkapkan Asep, sudah terjadi lebih dari 3 bulan lamanya. Dalam kurun waktu tersebut, ia bersama ratusan pedagang lainnya sempat mengeluhkan kondisi tersebut kepada perwakilan dinas hingga pihak kecamatan. Pihak kecematan pun bahkan sempat memfasilitasi namun tidak ada perubahan berarti.

Langkah tegas pun sempat dilakukan dengan tidak membayar uang retribusi karena ingin persoalan tersebut diperhatikan. “Tapi saat tidak membayar mereka bukan memerhatikan persoalan dengan menertibkan, malah biasa aja, tapi mencatat saja. Tentu kami bertanya-tanya, ada apa ini sebenarnya,” ungkapnya.

Asep mengaku tidak tahu bagaimana para pedagang yang membuka lapak di luar bisa berjualan begitu saja. Ia pun tidak mengatahui secara pasti apakah ada kegiatan jual beli lapak dalam prosesnya atau tidak.

“Kami hanya ingin semuanya bisa diselesaikan segera dan ditindaklanjuti oleh pemerintah. Kalau malah terus mengabaikan begitu saja, kami para pedagang pasar wisata Samarang akan menggelar aksi besar-besaran. Semua pedagang sudah siap bergerak karena cape malah seperti ini terus tanpa ada perubahan yang jelas,” ucapnya. (*/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.