JABARBICARA.COM:--- Berawal dari aktivitas kegiatan Pemilu dan Pileg tahun 2019 di Kab Garut , Berbagai komunitas dalam rangka gerakan dukung mendukung para kandidat yang maju di pileg terbentuk di berbagai wilayah , salah satunya Komunitas Forsspawa ( Forum Silaturahmi Sukawening Pangatikan Wanaraja) komunitas kami awalnya terbentuk untuk mendukung salah satu kandidat Calon Legislatif, ujar Budi Suryadi Ketua FORSSPAWA saat di temui JABARBICARA di sekertariat jalan Sawah Lega No 40 Desa Karangsari Kecamatan Pangatikan.
Forum Silahturahmi lanjut Budi Suryadi, Sukawening, Pangatikan dan Wanaraja awalnya komunitas kami berlatar belakang atau berprofesi pedagang,pPetani, peternak, jasa pangkas rambut, pelajar hingga aktivis kepemudaan terbentuk pada akhir tahun 2017 dan kami secara resmi melembagakan organisasi hingga pelantikan kepengurusan FORSSPAWA ,” Alahamdulilah organisasi kami di resmikan dan di lantik pada 25 Juni 2019 di Desa Sukamulya kecamatan Pangatikan” kata Budi Suryadi
Kendatipun secara resmi terbentuk pada juni 2019 namun kegiatan rekan-rekan yang tergabung dalam FORSSPAWA sudah berjalan sejak tahun 2017, tidak hanya kegiatan dukung mendukung para politisi kami juga bergerak di bidang sosial seperti ketika ada musibah bencana alam di kabupaten Garut, kami langsung bergerak menampung , mengumpulkan dan menyalurkan bantuan untuk korban bencana alam tersebut , selain itu pelatihan dan pendiidkan keterampilan kerap di lakukan seperti pelatihan pangkas rambut dan mencetak para Babershop dan Babaermen profesional di beberapa desa di kabupaten Garut, kegiatan keagamaan seperti pengajian dan tablig akbar kerap di lakukan , kami juga konsen bergerak di bidang lingkungan hidup dan ekonomi pemberdayaan masyarakat, tambah Budi.
Kegiatan di Bidang lingkungan seperti pengolahan sampah organic yang kami peroleh dari sampah rumah tangga, sampah rumah makan , dan sampah dari pasar seperti sampah organik dari pasar Wanaraja , pasar Ciawitali dua pasar terbesar di kabupaten.
Sampah-sampah organik kami olah mengunakan mesin cacah kemudian hasil olahan tersebut di permentasi untuk menjadi bahan pakan magot ( Larva ) setelah itu Magot tersebut kami oleh kembali sebagai bahan pokok campuran untuk pembuatan bahan pakan unggas dan ikan, dengan pembuatan bahan pakan tersebut para petani dapat menghemat 50 % biaya produksi .
Lanjut, Yudi Yudiansyah Herlambang Sekretaris FORSSPAWA, kegiatan kami selain mengatasi permasalahan sampah organik di lingkungan masyarakat kami juga secara tidak langsung membatu para petani yang berternak unggas dan ikan untuk menekan biaya produksi .
Produk yang di hasilkan oleh FORSSPAWA untuk sementara masih di lergunakan untuk lingkungan sendiri walupun ada beberapa dari pihak luar yang mulai tertarik dan memesan produk bahan pakan olahan dari FORSSPAWA .
Karena keterbatasan jumlah produksi dan sarana produkai tidak semua pesanan kami penuhi karena keterbatasan sarana prasarana dan permodalan .
Perlu di ketahui luas lahan yang kami gunakan untuk pengolahan pakan tersebut masih terbatas hanya sekitar 500 meter persegi sehingga kami hanya mampu mengolah sampah organik 2 Ton Perhari dan menghasilkan magot 1,5 Kintal perhari dan pakan Unggas 3 kintal perhari hasil produksi yang terbatas di karenakan kami hanya mampu mempekerjakan 7 orang perhari , hal tersbut di karenakan kami masih banyak keterbatasan, kata Yudi .
Kerja keras rekan-rekan FORSPAWA mulai terlihat saat kami diminta mewakili kecamatan Pangatikan dalam kegiatan Hari Krida Pertanian ( HKP) ke 47 tahun tingkat Kabupaten, Alhamdulilah kami masuk juara ke 1 dalam lomba Inovasi Pertanian tingkat kabupaten Garut.
Kegiatan kami juga mulai menarik perhatian dari berbagai kalangan , bahkan beberapa aktivis lingkungan dan beberapa artis ibu kota belum lama ini menggunjungi sekertariat dan tempat pengolahan magot dan pembuatan pakan ikan dan ungags, kata Yudi mengakhiri. (Ridwan F/Ik)
0 Komentar :
Belum ada komentar.