Penuh Arti Diri, MRI Berbagi Nasi pada Jumat Penuh Berkah


Artikel himbauan oleh Toni Gempur

GARUT, JABARBICARA.COM- Semakin kini, jaman semakin bernuansa skuralisme. Moralitas manusia dalam berhubungan dengan sesama manusia nyaris rapuh dikeroposi ambisi duniawi dalam kepentingan sesaat belaka. Fenomena kesombongan dikhawatirkan menciptakan keserakahan yang akan menjerumuskan jaman ke dalam perilaku yang anti toleransi.

Karena itu, bagi kita sekarang,sangat diperlukan rasa peka sosial, yakni adanya kesadaran yang terbersit dari nurani bahwa hidup tidak sekedar penting bagi diri sendiri --tidak mengabaikan kebutuhan orang lain yang kita sanggup memenuhinya.

Bertenggang rasa serta berbagi rejeki, seberapapun nilainya dan apapun bentuknya, terhadap kondisi orang-orang kurang beruntung merupakan wujud kepedulian yang bergaris lurus dengan religiusitas.

Pastinya, dengan berbagi rejeki ini akan melahirkan jalinan, baik jalinan hubungan antar manusia secara horisontal, maupun (sekaligus menguatkan) jalinan hubungan hamba dengan Sang Pencipta --Allah Swt-- secara vertikal.

Membaca salah satu berita jabarbicara.com, Jumat, (07/02/2020), yang berjudul "Usai Sholat Jumat, MRI Garut Berbagi Nasi Berkah", terenyuh hati dibuatnya.

Di dalam benak ini jelas tergambar keseluruhan aktifitas agnia, relawan MRI, serta para mustahiq sebagai harmoni indah sebuah peleburan berbagai kalangan dalam satu kepentingan, yakni 'take and give' dalam lalu-lintas infaq-sodaqoh --sebuah simbol sinegitas menguatkan ukhuwah. Kaum duafa, yatim-piatu, penarik becak dan pengojek tak luput MRI sambangi.

Memaknai judul berita tersebut mengesankan serta membesarkan harapan akan tercapainya rasa kepedulian sosial yang mendalam dan berkesinambungan.

Kepada jabarbicara.com, Koordinator MRI Garut, Adi Nugraha, mengatakan, nasi yang diistilahkan sebagai 'Nasi Berkah' tersebut dikaitkan dengan kedudukan hari Jum'at yang penuh berkah. Nasi inipun terhimpun dari dermawan dan relawan MRI sendiri. "Alhamduillah, banyak dermawan sebagai agnia berkenan menitipkan kepada kami. Atas kepercayaan itu kami ucapkan terima kasih," kata Adi.

Gambaran seperti itu patut menanamkan pemahaman terhadap perlunya berbagi; bersama-sama melakukan kebaikan sebagai transformasi hasrat kemanusiaan.
"Nasi yang kami bagikan diharap juga memberikan keberkahan, baik bagi yang membagikan maupun bagi yang menerima dan menikmatinya," harap Adi, dikutip dari jabarbicara.com.

Akankah kita masih akan berdiam diri; ketinggalan dalam interaksi kepentingan antar-diri dalam rangka pengabdian hidup --memberi makna akan kepastian datangnya ajal?

Idealnya semua kita dapat berunjuk peran secara layak dan seimbang dalam rangka menyelaraskan tatanan sosial dengan norma-norma agama.
Selalu ada harapan bagi umat manusia untuk hidup damai sebelum kematian tiba pada waktunya.

Ya Allah, limpahkanlah kekuatan kepada para pejuang penyebar kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan sehingga terwujud tujuan mulia mereka.
Aamiin ya Allah Robbal'alamin.

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.