PKM Prodi DKV Universitas Paramadina-Ford Fondation, Jadikan Serbuk Kayu jadi Karya Rupa


TANGERANG, JABARBICARA.COM-- Menyiapkan generasi muda yang memiliki jiwa enterpreneurship dan kewirausahaan, harus dipupuk sejak dini, karena kegiatan tersebut akan memberi dampak yag positif dan menumbuhkan kemandirian untuk menghadapi tantangan dan kondisi yang semakin kompetitif di masa mendatang. Kegiatan inovatif, enterpreneurship dan kewirausahaan tidak akan sejalan bila tidak diimbangi dengan upaya bagaimana menjaga keberlangsungan dalam menjalankan industri kreatif. Kepekaan dan kejelian melihat peluang menjadi sebuah potensi dalam industri produk kreatif. Salah satunya yag dilakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) oleh Prodi DKV Universitas Paramadina-Ford Fondation, pada pelaku usaha mikro Daur Kreasi di daerah Tanggerang Selatan, yang mengembangkan produk souvenir dengan memanfaatkan limbah serbuk kayu.

Pelaksanaan kegiatan pendampingan dilakukan oleh Ketua Tim Ayoeninsgih Dyah Woelandhary dan Tasri Jatnika, yang telah melakukan tahap wawancara, diskusi dan pendampingan pada perupa Acep Suryana, seorang pemuda asal Bogor yang menjadi penggerak di Daur Kreasi.

Gagasan pemanfaatan serbuk kayu menjadi media berkarya dimulai saat Acep Suryana melihat banyak limbah gergaji kayu di sekitar Ciputat dimana beberapa sentra mebel dan furnitur kayu di daerah sekitar menyisakan limbah yang tidak sedikit, maka secara otodidak, belajar dari situs internet, dilakukanlah beberapa kreasi yang dapat lebih bermanfaat, hingga muncul beberapa kreasi yang menambah nilai jual dari pemanfaatan limbah serbuk gergaji tersebut.

Tim PKM Prodi DKV Unuversitas Paramadina melihat peluang untuk mengarahkan karya Daur Kreasi menjadi lebih variatif dan lebih kaya eksplorasi, salah satunaya dalah dengan mecoba memberikan ornament kaligrafi dan arabesque pada karya yang dihasilkan, manfaatnya selain lebih memperkaya visual, juga dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas.

Teknis yang selama ini dilakukan sangat sederhana, membuat bidang gambar yang dilumuri lem dan diberikan taburan bubuk gergaji kayu secara bertahap, setelah itu memberikan sejenis warna atau membuat pola lebih rapih dengan membuat sayatan dan torehan pada bentuk yang tidak dibutuhkan sehingga tampilan jadi lebih tegas. Selajutnya Acep mulai berekplorasi mencari objek karya yang akan dijadikan salah satu souvenir atau cinderamata yang menarik.

Tema desain yang dikembangkan bertema ornamentik kaligrafi, dipilih karena karya dekoratif memiliki peluang untuk dijadikan benda koleksi semua kalangan usia dan segmen ekonomi, selain itu memiliki keeratan pula dengan nilai keyakinan masyarakat Indonesia, yang notabene mayoritas muslim, sering menggunakan elemen estetis sebagai bagian dekorasi rumah, cinderamata ataupun lainnya. Diharapkan kelak Daur Kreasi akan lebih banyak menghadirkan karya-karya tematik dari hasil olah limbah serbuk kayu, sebagai wujud dari integritas anak bangsa terhadap sumber daya alam (SDA). (Art/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.