Secercah Cerah dari Hikmah Terbakarnya Sepatu Rian


GARUT, JABARBICARA.COM- Dunia pendidikan bisa jadi terluka dengan adanya peristiwa pembakaran sepatu milik seorang siswa kelas VIII di satu SMP.

Adalah Rian nama siswa SMP Negeri 2 Cibiuk Garut --terbilang siswa yang memiliki karakter prilaku yang relatif berbeda dari siswa lainnya.
Rian sendiri seharusnya sudah duduk pada kelas IX --karena tidak naik kelas, dia tetap di kelas VIII

"Dalam banyak mata pelajaran, Rian memang tertinggal sehingga tidak naik kelas," ungkap seorang pengajar Bahasa Sunda, Dian Astriani.

Kepada media, Dian yang saat itu sedang mengajar di kelas Rian, mengutarakan, guru yang bertugas di tingkatan SMP memiliki beban moralitas yang berat. Selain secara kurikulum berkewajiban mencapai target pemberian materi pelajaran, gurupun harus mampu membina karakter siswa sehingga mereka, bukan saja menjadi paham akan materi pelajaran tetapi juga paham akan keharusan sikap dan prilaku siswa dalam bertatakrama.

Dalam upaya pencapaian itu, lanjut Dian, pada setiap sekolah idealnya ada seorang guru Bimbingan dan Konseling secara definitif.
Hal itu penting bagi proses pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami suatu masalah kepribadian seperti Rian.

"Dengan peranan guru BK, siswa seperti Rian pada akhirnya dapat memahami dirinya sendiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik," kata Dian.

Terkait gagasan yang dipaparkan Dian, Bimbingan Konseling di sekolah senyatanya, secara umum bertujuan membantu peserta didik agar mereka memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin.

Layanan bimbingan konseling akan sangat berguna bagi siswa untuk mengenal dan memahami potensi serta tugas kedirian demi perkembangan pribadinya; mengenal dan memahami potensi dalam lingkungan sekitarnya; serta mengenal dan menentukan tujuan, yakni merencanakan hidupnya demi pencapaian tujuan tersebut.

Menilik karakter prilaku Rian secara empiris, sejatinya dia itu tidak membahayakan-membahayakan amat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan sekolahnya --para guru hanya jangan bosan-bosannya terus membimbing serta mengarahkan guna menyadari pentingnya kedisiplinan guna sebuah keteraturan.

Kiranya, semua pihak patut berhikmah atas peristiwa pembakaran sepatu ini.
Saling menyalahkan atau mengaku sebagai pihak yang paling benar atas peristiwa tersebut justru akan tampak sebagai kekanak-kanakan.

Rian, juga 'Rian-Rian' lainnya masih sangat muda. Terlalu dini jika kita memberikan penilaian dengan 'cap anak pembangkang aturan', yang dengan asumsi itu kita lantas menghukum prilakunya dengan tindakkan yang tidak layak ditimpakan.

Sebaliknya, kita tentu tidak berleha-leha dengan pembiaran atas banyak Rian ini.
Pengajaran mata pelajaran, pendidikan budi-pekerti, dan pengayoman terhadap anak didik atau siswa merupakan ibadah mulia bagi siapapun yang menyadang predikat guru. Kepada guru siswa 'ngagugu' dan kepada guru siswa 'meniru'.

Ditulis oleh T Gempur/ jabarbicara.com

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.