Tanpa Pengobatan dan Penanganan medis, Intan Rahmawati Butuh Perhatian Pemerintah


GARUT, JABARBICARA-- Kondisi ekonominya sangat terbatas serta terhalang biaya sangat besar, Ida Farida yang sehari hari bekerja sebagai Asisten Rumah tangga terpaksa membiarkan putri kesayangannya Intan Rahmawati (16) anak kedua Ida Farida, warga yang beralamat di Kampung Cibeureum, Desa Sukaratu, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut ini terbaring di rumahnya tanpa pengobatan dan penanganan medis.

Intan Rahmawati Diduga idap penyakit kelenjar di dalam usus dan terhalang biaya untuk melanjutkan pengobatan dan penanganan medis, Intan Rahmmawati usai di pulangkan tanpa sebab oleh pihak RSUD Dr. Slamet sebulan yang lalu. kini Intan tak mendapatkan pengobatan apapun di rumahnya, pasalnya, ibunya yang bekerja di luar kota sebagai Asisten Rumahtangga, Intan di asuh dan dirawat oleh neneknya hingga kini hanya terbaring di rumahnya.

“berawal dari penyakit tifus dan harus di rawat dan tes laboratorium hingga dirujuk ke rumah sakit, karena terkendala biaya kami hiraukan dan membawanya pulang ke rumah, karena kondisinya yang tak menghawatirkan,” ucap Ida , Selasa (28/07/2020).

Pada saat itu Usai , Intan dibawa pulang, Ida yang berangkat kembali bekerja, seminggu kemudian Intan mengalami kritis dan di bawa ke mantri kesehatan. Namun, Mantri menyarankan untuk di rawat di rumah sakit.

“Saya bawa datang ke rumah sakit Tarogong katanya dehidrasi, kata dokter di sana tidak sanggup dan harus dibawa ke RSU dr. Slamet, saya bawa ke RS waktu itu malam-malam sekitar jam 7 di UGD dan di layani dengan baik, hingga dokter kasih kesimpulan awalnya ini punya penyakit kemungkinan tiga gejala yaitu usus buntu, liver dan gagal ginjal,” ungkapnya.

Diterangkannya, dokter menyarankan pasien untuk puasa 2 hari 2 malam karena akan di tindak, namun usai 2 hari puasa, pihak rumah sakit menyarankan untuk bisa pulang ke rumah karena pasien yang awalnya mempunyai 3 gejala tersebut hingga dokter mendiagnosis pasien terkena kelenjar di dalam usus yang tidak bisa dijangkau.

“walaupun ditindak juga katanya tidak memungkinkan dia pasti sembuh, dokter berkata jadi taruhannya nyawa,” terang Ida.

Mendengar pernyataan tersebut, Ida hanya terdiam dan pasrah hingga pihak rumah sakit memberikan surat keterangan resume medis, pasien pulang tanpa rujukan ke rumah sakit manapun. Hingga sampai saat ini Intan hanya bisa terbaring lemas di rumahnya tanpa obat dan penanganan medis apapun. Keluarga berharap ada perhatian dari pemerintah Kabupaten Garut untuk pengobatan dan penanganan medis untuk Intan Rahmawati. (Fitri/Jb)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.