Tiga Perupa Perempuan menjadi Pemakalah pada Seminar Nasional Daring hari ke-3, Pameran Virtual Festival Kertas Sejagat


JABARBICARA.COM-- Webinar atau seminar Nasional daring yang diselenggarakan pada acara Pameran Virtual Festival Kertas Sejagat : Semesta Kertas dalam Renungan, pada hari ke tiga dibawakan oleh pemakalah yang terdiri dari 3 perupa perempuan yaitu Dolorosa Sinaga, Dhyani Hendranto dan Anna Susilowati atau Anna Sungkar. Webinar diselenggarakan pada hari Jumat (15/05/2020), didampingi oleh moderator yang terdiri dari Citra Smara Dewi, M.Si, Dr. Sangayu Ketut Laksemi N., M.Ds dan Dr. Ariesa Pandanwangi, M.Sn.

Anna Sungkar sedang memaparkan makalahnya dari Jakarta melalui Webinar (Poto: Ariesa)

Dolorosa Sinaga sebagai pemakalah, membawakan tema “Paper and Paper: From Discourse to A Distant Challenge”. Beliau menyatakan 3 poin penting mengenai kertas, yaitu pertama sebagai fungsi – fungsi simbolik di ruang sosial, seperti  kertas kerja, surat perjanjian bermaterai, data pribadi, formulir dan lainnya. Kedua kertas sebagai medium gagasan penciptaan merupakan medium komunikasi visual, melekat karakter didalamnya sebagai bahasa komunikasi dalam konteks ekspresi seni. ketiga kertas dan tantangannya kedepan, sebagai medium yang memiliki nilai-nilai inovatif dan kreativitas, namun eksistensi kertas sebagai media eksplorasi seni, juga berkaitan dengan isu lingkungan hidup,  isu Climate Change, gerakan-gerakan peduli lingkungan, dampak dari penggunaan pohon sebagai bahan material kertas. Menurutnya eksistensi kertas sebagai medium eksplorasi seni perlu dipikirkan. Karya seninya “Covid 19” menggunakan medium limbah suplemen EsterC, tidak hanya mengenai gagasannya tentang fenomena Virus Corona, akan tetapi juga merupakan bentuk perhatian Dolorosa Sinaga terhadap isu penggunaan kertas dan dampaknya terhadap isu global.

Dhyani melakulan webinar dari Sidmey Australia (Poto: Ariesa)

Pemakalah Dhyani Hendranto secara garis besar memaparkan, kertas memiliki potensi sebagai medium yang dapat dieksplorasi untuk menggali kemungkinan baru, sifat kertas sebagai media  seni memiliki potensi tanpa batas. Dalam era teknologi digital, kertas tetap memiliki potensi besar untuk dieksplorasi melalui Video Art (video seni) sebagai seni media baru. Dhyani menggabungkan seni kertas dengan seni video dalam karya seninya “Classified Embryo” sebagai  eksplorasi media kertas dan media video digital.

Citra Smara Dewi sebagai Mederator 1

Pendapat yang sama dipaparkan oleh Anna Sungkar (Anna Susilowati) dalam makalahnya dengan tema “Maestro Kertas”. Sifat kertas yang fleksibel dapat di ubah menjadi media seni baru. Dalam paparan Anna Sungkar, secara historis kertas sudah digunakan sebagai media seni dari masa lampau hingga hari ini. Perupa yang konsisten mengeksplorasi kertas sebagai media ekspresi seni, menjadi ideologinya dalam berkarya. Karya Anna Sungkar dengan medium kertas di beri judul “ Maestro Kertas” menggunakan air kopi yang diperlakukan sebagai cat air.

"Mawstro Kwrtas" karya Anna Sungkar, 2020

Ketiga karya dari perupa tersebut dapat di lihat bersama karya 47 perupa lainnya di garasiseni10.com . Tayangan  rangkaian webinar “Festival kertas Sejagat” dapat juga di lihat di https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=vgDwaU2XwWg. (Ar/Ik)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.