Kolaborasi Program IPB dengan Pemprov Jabar Ekspor Kopi Cikajang


JABARBICARA.COM, BOGOR-- Dengan adanya kerjasama program antara IPB dengan Pemprov Jabar, Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengekspor kopi Cikajang untuk dikirim ke delapan negara, yakni Rusia, Singapura, Taiwan, Belanda, Saudi Arabia, Jerman, Perancis, dan Inggris.

Disampaikan Prof Arif, keberhasilan pengembangan kopi Cikajang tersebut merupakan buah dari kerja sama antara program One Village One CEO (OVOC) IPB University dengan Petani Millennial Jawa Barat (Jabar) dan PT Astra International Tbk.

“Program kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian di Garut. Kopi ekspor hasil program OVOC dan Petani Milenial merupakan kolaborasi antara Pemprov Jabar, IPB University dan PT Astra. Kerjasama ini telah mendampingi 53 desa di Jabar dengan berbagai komoditi, salah satunya kopi,” ujar Arif melalui keterangan resminya, Rabu (02/03/2022).

Arif mengatakan, alumni dan mahasiswa tingkat akhir IPB University sebagai CEO Muda di desa melakukan pendampingan pendalaman teknologi dan meningkatkan kapasitas petani. Selain itu, mereka juga memperkenalkan teknologi tepat guna, yakni program Microlot Project 90 Plus untuk meningkatkan kualitas kopi.

“InsyaAllah bersama Astra dengan program One Village One CEO sekarang sudah semakin bergeser menjadi One Village One Exporter. Satu desa satu produk ekspor. Ini adalah ikhtiar kami bersama untuk terus berusaha meningkatkan kualitas inovasi,” ungkapnya.

Ridwan Kamil apresiasi upaya IPB menguatkan sektor pangan

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil bilang bahwa Indonesia mesti berjaya dan menaklukkan dunia melalui ekspor kopi. Menurutnya, perlu kerjasama dari semua pihak terutama dari sektor pendidikan yakni IPB university.

Emil juga mengapresiasi upaya IPB University untuk menguatkan ekonomi pangan dan ekonomi digital. Dukungan alumni IPB University sangat diharapkan mendongkrak perekonomian desa di Jabar.

“Saya titip petani millennial terutama dengan One Village One CEO dapat membangun desanya sesuai keahliannya,” ucapnya.

Jabar sudah ekspor kopi mentah ke beberapa negara

Selanjutnya, Emil menambahkan, Provinsi Jabar sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara. Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jawa Barat mencapai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 miliar. (mengacu kurs Rp14.300 per Dolar AS ).

Contoh beberapa negara yang sudah menikmati kopi asal Jabar ada Rusia, Singapura, Belanda, Jerman, Inggris, Taiwan, Australia, dan Arab Saudi. Ke depan Jabar akan terus mencari pasar ekspor kopi yang baru ke negara lain.

Kemudian, Emil mengatakan, Jabar juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara. Jabarano Coffee sendiri sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.

“Sejarah kopi di Indonesia itu di Jawa Barat. Dibawa oleh Pemerintah Kolonial Belanda, makanya ada Gunung Malabar. Malabar itu sebenarnya nama tempat di India. Namun oleh Pemerintah Kolonial dijadikan nama gunung di Indonesia, maka lahirlah Gunung Malabar,” jelasnya.

Sedangkan, Staf Ahli Menteri Koperasi bidang Hubungan Antar Lembaga, Ir Luhur Pradjarto, MM, Kementerian Koperasi dan UKM mengapresiasi momen ekspor kopi di Desa Mekarsari ini. Menurutnya, kunci bagi perekonomian adalah bagaimana membina dan membimbing para pelaku usaha untuk bisa melakukan ekspor.

“Di samping itu, aktivitas ekspor dapat membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan pekerjaan serta menghasilkan devisa untuk mengurangi defisit transaksi negara ini,” kata dia.

Sementara itu, kolaborasi PT Astra International Tbk dan IPB di Desa Mekarsari juga di nilai sangat berdampak terhadap kualitas petani khususnya kopi.

“Sekarang ini semuanya harus dikolaborasikan, akademisi, kalangan pengusaha, pemerintah, dan media,” ujarnya. Head of CSR and Social Engagement Department PT Astra International Tbk, Triyanto.

Dia mengungkapkan, pihaknya akan terus berkomitmen dalam pengembangan potensi perekonomian di desa. Salah satunya melalui program Desa Sejahtera Astra.

“Kami memiliki 932 desa binaan di 142 kabupaten, 34 provinsi,” ujar dia.

Pada 2022 ini, pihaknya kembali fokus mendampingi desa-desa yang memiliki potensi ekspor yang baik.

“Dari jumlah itu, ada 207 desa yang sudah mengekspor. Terakhir Januari kemarin kita melepas sorgum dari Lombok ke Timorleste dan Malaysia,” ujar dia.

Selanjutnya dikatakan dia, melalui program Desa Sejahtera ini pihaknya melakukan sejumlah pendampingan seperti pelatihan budidaya kopi, memfasilitasi peralatan, dan memfasilitasi ekspor.

“Hingga saat ini, total ekspor dari program Desa Sejahtera Astra mencapai Rp8,17 miliar. Ditambah sekarang Rp4 miliar, jadi total sekitar Rp12 miliar,” ujar dia. (TG/Jabi)

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.