Konflik di Internal PAUD Riadul Athfal , Pengelola Saling Bongkar Kebusukan!


GARUT, JABARBICARA.COM -- Kabar tak sedap datang dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Riadul Athfal yang berlokasi di kampung Buah Condong RT 01 RW  03 Desa Mekarwangi Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut.

Lembaga Kelompok Belajar (KB)  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di bawah naungan Yayasan Nizhomul Falah dengan No AHU - 0020158.AH. 01.04 Tahun 2016. Beberapa Bulan terakhir dilanda isu perseteruan di internalnya, salah seorang sumber yang enggan di sebutkan identitasnya mengatakan, lembaga Pendidikan KB PAUD Riadul Athfal dalam beberapa bulan terakhir kondisinya kurang kondusip kendati belum menggangu proses kegiatan belajar mengajar, namun bila di biarkan,  dikhawatirkan konflik di internal tersebut bisa melebar kemana mana, beberapa Isu tak sedap pun beredar dikalangan warga, bahkan menjadi perbincangan warga, "yach kami selaku warga prihatin dengan kondisi tersebut, kami harap pihak pihak terkait seperti pemerintah Desa, Korwil Pendidikan Sukawening turun tangan agar perselisihan atau miss komununikasi yang terjadi tidak melebar kemana mana". 

Saya melaporkan ini berdasarkan Permendikbud No 18 Tahun 2018, Pasal 14 tentang Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan PAUD Point C  mengawasi penyelenggaraan PAUD di wilayahnya dan UU No  28 Tahun 2004 perubahan Undang Undang No 16 Tahun 2021 tentang Yayasan. Dimana salah satu pointnya larangan rangkap jabatan di yayasan dan lembaga Badan Usaha yang didirikan oleh Yayasan. 

"Diharapkan pihak pihak yang terkait dan berkompeten segera turun tangan ke lembaga ini," kata sumber yang meminta identitasnya tidak di sebutkan di Media.

"Beberapa isu yang mencuat antara lain, "tidak trasparannya pengelolaan keuangan lembaga, rangkap jabatan pengelola dan Yayasan, pengunduran diri dua orang guru, rekrutment guru yang tidak transparan, pengelolaan aset yang tidak tuntas (Akte Hibah Tanah), dugaan laporan piktif jumlah siswa hingga isu isu terkait aktivitas privasi yang tentunya kurang sedap terdengar. Kami warga prihatin atas kondisi tersebut bila dibiarkan, kondisi tersebut  bisa menggangu ketentraman warga," ujar Sumber yang enggan disebutkan namanya.

Ahmad Sahid Setiadi salah satu warga yang menghibahkan tanahnya untuk lembaga PAUD di Kampung Buah Condong saat di konfirmasi Media Melalui Aplikasi WhatsApp mengatakan, "keluarga kami memang menghibahkan tanah untuk pendidikan, kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini di kampungnya, tanah sebanyak 9 bata dari Nuridah, Siti Muawanah dan saya sendiri Ahmad Sahid Setiadi, ditambah 5 bata dari saya sendiri dan pembagunan bangunan PAUD dibiayai oleh dana Desa. 

"Kami sudah menghibahkan tanah tersebut untuk kegiatan pendidikan di kampung kami, tak ada sedikitpun ingin menggugat tanah tersebut," ujar Ahmad Sahid Setiadi yang kini bekerja di Cikampek Karawang.

Hibah dari kami sekeluarga lanjut Ahmad Sahid Setiadi, hibah tanah dari Nuridah, Siti Muawanah untuk kegiatan Pendidikan anak anak di Kampung kami, bukan hibah tersebut bukan untuk ke seseorang, namun hibah untuk masyarakat dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. 

Siti Muawanah saat dikonfirmasi membenarkan bahwa dirinya salah satu yang menghibahkan tanah tersebut bersama dua saudaranya, saya juga mengajar di PAUD tersebut. 

Jumlah murid PAUD sebanyak 16 siswa, berdasarkan laporan keuangan dari bendahara sebelum mengundurkan diri, penggunaan alokasi anggaran BOP dari pemerintah agak janggal, selain itu dirinya kaget ketika ada penyedia barang untuk seragam siswa tiba tiba menagih ke dirinya, padahal menurut bendahara uangnya sudah dibayarkan melalui kepala PAUD.

Sedangkan terkait Guru mengundurkan diri dan rekrutmen Guru baru saya kurang tahu, karena tak dilibatkan atau di ajak komunikasi dalam prosesnya. Sedangkan untuk jumlah siswa sebanyak 16 , "itu data Dapodik sebanyak 28 Siswa dari mana?," tanya Siti Muamanah.

Neni Sunarti Kepala PAUD saat di konfirmasi Media di kediamannya di Desa Sindangratu Wanaraja, mengatakan, "sudah beberapa wartawan datang dan menanyakan terkait PAUD atas laporan dari Siti Muawanah, saya juga bisa tuntut balik atas pencemaran nama baik," ancam Neni Sunarti.

Saat ditanya jumlah siswa Neni mengatakan, "jumlah siswa PAUD sebanyak 32 anak, yang masuk dapodik sebanyak 28 atau 29 anak saya lupa lagi,  dengan operator sekolah pak Yudi dari Korwil pendidikan," ujar Neni

Namun peryataan Neni dianulir saat wartawan menyebutkan data dari Dapodik terkait Nama Operator, "Yach operator nya saya sendiri dibantu pak Yudi dari Dinas pendidikan," kata Neni. 

Neni Sunarti juga tak membantah bila dirinya masuk dalam struktur di Yayasan, "di Yayasan saya sebagai bendahara," ujar Neni 

Sedangkan ditanya terkait pengelolaan keuangan, itu bukan ranah guru, terkait pengunduran diri Neni membenarkan, memang ada pengunduran diri dua orang guru dengan alasan pribadi dan kesehatan, untuk antisipasi kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, Neni  sudah menugaskan dua orang guru. 

Neni Sunarti menjelaskan, dirinya di isukan dan di laporkan ke pihak pihak lain baik ke dinas, LSM dan Wartawan,  karena ada pihak pihak yang ingin mendongkel dirinya dari jabatan kepala sekolah, sejak dirinya pindah rumah dari Desa Mekarwangi ke Sindangratu Wanaraja.

Sampai berita ini diturunkan Rusdi Rusmana selaku ketua Yayasan belum bisa dikonfirmasi.

Jujun selaku pengawas di Korwil Pendidikan Kecamatan Sukawening, sudah berkomunikasi dengan pemerintah Desa Mekarwangi, pihak Desa akan memfasilitasi atau mempertemukan pihak pihak terkait.

Sedangkan pemerintah Desa Mekarwangi, salah satu perangkat Desa  yang di konfirmasi melalui Aplikasi Perpesanan terkait Aset Desa, belum memberikan jawaban. (Rf/jabi) 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.