VISITING LECTURE BATIK LASEM GOES TO SILPAKORN UNIVERSITY Bertukar Ilmu Batik Dua Negara, Universitas Kristen Maranatha-Indonesia dan Silpakorn University-Thailand


Oleh: Dr. Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds.

JABARBICARA.COM -- Pada tanggal 15 Desember 2022 telah dilaksanakan kuliah umum oleh dua orang dosen dari Silpakorn University dan lima orang dosen dari Universitas Kristen Maranatha di lantai 5 Department of Applied Arts Studies, Wang Tha Phra Campus. Pada jam 10.00 hingga 12.00 dua orang dosen dari Silpakorn University menyampaikan kuliah tentang “Batik Learning and Teaching Methods in Silpakorn University” oleh dosen dari Department Applied Arts, Asisten Profesor Naj Phonghanyudh Master of Fine Art dan Creative Textile oleh Asisten Profesor Takorn Thavornchotivong Ph. D. dari Department of Fashion Design”. Setelah makan siang, kuliah dilanjutkan pada jam 13.00 hingga 15.00 oleh lima orang dosen dari Universitas Kristen Maranatha. Pada sesi pertama disampaikan kuliah yang berasal dari hasil penelitian yang didanai hibah substitusi Universitas Kristen Maranatha oleh Dr. Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds., Monica Hartanti S.Sn., M.Ds., dan Maya Malinda, S.E., M.T., Ph.D. Pada sesi kedua disampaikan kuliah oleh Yosepin Sri Ningsih dari penelitian yang didanai hibah dari Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri – Dosen Perguruan Tinggi Vokasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Pada sesi ketiga disampaikan kuliah oleh Irena Vanessa Gunawan, S.T., M.Com. yang berasal dari pengalamannya sebagai praktisi Desain Interior.

IMG-20230118-WA0069.jpg

Dr. Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds. menyampaikan materi berjudul “The Pentahelix Concept Application to Recovery Lasem MSMEs Affected by The Covid-19 Pandemic through Participation Action Research Method”. Kuliah meliputi latar belakang Lasem sebagai daerah penghasil batik terkemuka di masa lalu, kemunduran ekonomi yang dialami UMKM Batik Lasem akibat Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020, serta upaya mengaplikasikan konsep pentahelix yang melibatkan Pemerintah Daerah Rembang, Akademisi (para dosen dan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha), Klaster Batik Tulis Lasem (kumpulan badan usaha), Lasem Heritage Foundation (lembaga swadaya masyarakat), dan media.

IMG-20230118-WA0067.jpg

Monica Hartanti, S.Sn., M.Ds. menyampaikan materi “Collective Memory as Inspiration for Lasem Batik Motif Innovation”. Cerita sejarah perjalanan Zheng Ho dari Tiongkok ke Lasem, serta kehidupan dan interaksi keluarga Bi Nang Un (salah seorang nakhoda armada marinir Zheng Ho) dengan penduduk lokal merupakan memori kolektif tentang pluralisme dan proses akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa (Indonesia) di Lasem. Memori kolektif ini dapat dijadikan sebagai inspirasi pembuatan motif batik inovasi untuk Lasem. Penjelasan singkat tentang proses pembuatan batik tersebut disampaikan oleh mahasiswa yang terlibat dalam projek ini yaitu Christianna Sekarkinanti Hertadimas. 

Maya Malinda, S.E., S.T., Ph.D. menyampaikan kuliah berjudul “Lasem’s MSME Business Model in Three Different Batik Classes”. Dari hasil observasi lapangan di Lasem, Maya Malinda menemukan adanya 3 model bisnis UMKM di Lasem yang berasal dari 3 perusahaan yang dipilih sebagai sampel purposif. Model pertama berasal dari Perusahaan Batik “Pusaka Beruang” yang merupakan perusahaan batik terbesar di Lasem yang mempekerjakan 350 orang pengrajin batik. Harga produk mulai dari dua ratus ribu hingga jutaan rupiah. Model kedua berasal dari Rumah Batik “Maranatha Ong’s Art” yang memproduksi batik-batik tulis yang sangat estetis, halus dan mahal (harga mulai dari empat juta hingga puluhan juta rupiah), dan model ketiga berasal dari Rumah Batik “Pesona Canting” yang didirikan oleh Ibu Sugiyem yang semula merupakan pengrajin atau buruh batik. Berkat ketekunannya beliau berhasil mendirikan perusahaan sendiri yang memproduksi batik mulai dari dua ratus ribu hingga jutaan rupiah. 

“Revitalization of Lasem Hand-Drawn Batik into Fashion Products to Improve the MSME’s Economy in Lasem Regency” merupakan judul dari materi kuliah yang dibawakan oleh Yosepin Sri Ningsih, M.Ds.. Materi kuliah berasal dari hasil penelitian terapan berjudul “Penerapan Rancangan Model Tren Mikro Fesyen Etnik bagi UMKM dengan Metode AISAS sebagai Upaya Peningkatan Efisiensi Produksi dan Kualitas Produk Sesuai Kebutuhan Pasar”. Salah satu hasil penelitian adalah selendang batik Lasem yang digunakan sebagai souvenir dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali yang berlangsung pada tanggal 15 -16 November 2022 yang lalu.

Irena Vanessa Gunawan, S.T., M.Com. menyampaikan materi berjudul “The Application of Indonesia Traditional Elements for Modern Interior Design”. Berdasarkan pengalamannya sebagai dosen sekaligus praktisi di bidang Desain Interior, beliau memaparkan konsep dan hasil desain yang menerapkan elemen tradisional Indonesia untuk desain interior modern. Beliau memaparkan bahwa elemen tradisional dapat menjadi fitur unik dari desain interior modern. 

IMG_20230118_135819.jpg

Selain kuliah yang dibawakan oleh para dosen dari kedua universitas, pada kesempatan ini diselenggarakan pula pameran mini. Asisten Profesor Takorn Thavornchotivong Ph. D. memamerkan hasil karyanya berupa eksplorasi teknik tekstil kreatif yang dibuat dengan teknik batik yang berasal dari Thailand Selatan, serta busana modern dari tekstil tersebut. Sedangkan tim dosen dari Universitas Kristen Maranatha memamerkan batik tulis Lasem yang memiliki kualitas yang halus (motif Sekar Jagat Es Teh), yang dipengaruhi gaya visual Tionghoa (motif Bledhag Naga dan Kilin), Batik Zheng Ho serta Batik Binangti, karya inovasi motif hasil kolaborasi mahasiswa, dosen dan perajin Batik Lasem. Selain itu Yosepin Sri Ningsih, M.ds yang mewakili D3 Fashion Design FSRD UK. Maranatha memamerkan beberapa busana yang menggunakan kain batik Lasem dan denim, serta kain batik Lasem dari bahan rayon dengan pewarna alami indigo yang ramah lingkungan. Di akhir acara, Tim dosen Silpakorn University juga mengajak tim dosen Universitas Kristen Maranatha untuk mengunjungi proyek UMKM yang telah dilaksanakan, yaitu berupa pengolahan material alam untuk dijadikan tekstil, perlengkapan bercocok tanam dan juga kursi.

IMG_20230118_135805.jpg

Kuliah umum yang melibatkan para dosen dari kedua institusi pendidikan berhasil memperluas wawasan tentang batik yang terdapat di kedua negara serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk memajukan UMKM batik di masing-masing negara. ***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.